Budidaya ikan paten berkelanjutan menjadi topik yang semakin hangat dibicarakan dalam dunia perikanan. Namun, seringkali kita lupa akan dampak lingkungan yang bisa ditimbulkan dari praktik budidaya ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dampak lingkungan yang mungkin terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
Menurut Dr. Ir. Bambang Yulianto, M.Sc., ahli perikanan dari Universitas Pertanian Bogor, budidaya ikan paten berkelanjutan merupakan cara yang efisien untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Namun, jika tidak dilakukan dengan benar, budidaya ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Salah satu dampak lingkungan yang sering terjadi adalah pencemaran air akibat limbah dari pakan ikan dan pupuk tambak. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan kerusakan ekosistem perairan. Menurut Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., ahli lingkungan dari Institut Teknologi Bandung, pencemaran air dapat berdampak buruk bagi kehidupan organisme perairan dan juga manusia yang mengonsumsi ikan tersebut.
Untuk mengatasi dampak lingkungan dari budidaya ikan paten, diperlukan langkah-langkah yang tepat. Salah satunya adalah dengan mengelola limbah secara efisien. Dr. Ir. Budi Santoso, M.Sc., ahli perikanan dari Institut Pertanian Bogor, menyarankan untuk menggunakan teknologi pengolahan limbah yang ramah lingkungan, seperti sistem biofiltrasi dan penggunaan mikroorganisme pengurai.
Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kualitas pakan ikan yang digunakan. Dr. Ir. Dwi Listyorini, M.Si., ahli nutrisi ikan dari Universitas Gadjah Mada, menekankan pentingnya penggunaan pakan yang mengandung nutrisi seimbang dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Dengan kesadaran akan dampak lingkungan dan upaya untuk mengatasinya, budidaya ikan paten berkelanjutan dapat tetap menjadi solusi yang baik bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat tanpa merusak lingkungan. Sebagai masyarakat yang peduli terhadap lingkungan, mari kita dukung praktik budidaya ikan paten berkelanjutan yang ramah lingkungan.